jagstor

Header Banner JagoanStore

Friday, 20 April 2012

Alat Bahan Bakar Air (HHO Generator)

Tentang Alat Bahan Bakar Air Eco Power Booster

Teknologi menghemat bahan bakar menggunakan air ini diawali dengan keberadaan dan perkembangan penggunaan alat bahan bakar air berupa kendaraan berbahan bakar air (watercar) yang telah dirilis sejak tahun 1805 oleh beberapa peneliti dan ilmuwan-ilmuwan. Berikut percobaan yang dilakukan beberapa ilmuwan dalam kaitannya dengan penggunaan air sebagai bahan bakar.

Isaac de Rivaz, seorang ilmuwan asal Swiss. Ketika ia melakukan penelitiannya minyak bumi belum ditemukan sebagai bahan bakar. Ia merancang dan membuat sendiri mesin pembakaran dalam, yang merupakan pertama kalinya ilmuwan pertama yang mengunakan gas hidrogen untuk menjalankan mobil dengan cara mengelektrolisis air.

Yull Brown, ia seorang peneliti dari Australia. Ia berhasil menjalankan kendaraannya yang menggunakan air sebagai bahan bakar. Dalam kendaraannya sama seperti yang dilakukan Isaac de Rivaz, yaitu dengan mengelektrolisis air. Gas yang dihasilkan dari proses elektrolisis tersebut dinamakannya brown gas.

Stanley Meyer, berasal dari Ohio, Amerika Serikat. Penelitiannya berhasil mendesain dan menjalankan mobilnya tanpa menggunakan bahan bakar minyak, melainkan dengan berbahan bajar hidrogen yang berasal dari air. Stanley Meyer adalah penemu teknologi bahan bakar air yang paling sempurna yang dapat berhasil diaplikasikan pada kendaraan.

Lewat penemuan dan percobaan yang dilakukan tersebut, menjadi dasar acuan teknologi menghemat bahan bakar menggunakan air, yaitu dengan proses elektrolisis air yang menghasilkan gas hidrogen hidrogen oksida(HHO) atau gas brown (berasal dari nama penemunya Yull Brown) yang dapat menghemat konsumsi bahan bakar pada kendaraan bermotor.

Jelang tahun 2006 ke tahun 2007, teknologi ini mulai berkembang pesat. Pada tahun 2008 teknologi ini makin banyak mendapat perhatian yang cukup besar dari beberapa negara seperti India, Jerman, Afrika Selatan, Kanada, Cina, dan Indonesia, khususnya negara yang pencinta hemat bahan bakar. Di Indonesia cukup banyak pula beberapa peneliti yang melakukan eksperimen dengan teknologi ini. Seperti Voll Johanes Bosco di Palu, Ir. FX Agus Unggul Santoso, dosen Sanata Dharma, Joko Suprapto di Jawa Timur, dan beberapa peneliti dan kaum awam yang sudah mulai menerapkan dan meneliti teknologi penghemat bahan bakar ini.

Manfaat dan Keuntungan 

Berkembangnya dan makin banyaknya penggunaan alat penghemat bahan bakar menggunakan air ini akan menolong kekhawatiran kita akan makin mahalnya harga bahan bakar minyak sekarang ini, dan kelangkaannya pula. Karena banyak manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan alat ini. Salah satunya juga menguntungkan terhadap kebersihan lingkungan. Selengkapnya akan dibahas lebih lanjut lagi di bawah ini beberapa manfaat dan keuntungan dari pemakaian alat pengirit bahan bakar ini pada kendaraan.

1. Menghemat penggunaan bahan bakar pada kendaraan
Dengan penggunaan alat ini pada kendaraan bermotor makin menambah efisiensi bahan bakar yang digunakan. Karena gas brown yang dihasilkan dari alat ini, pada saat bercampur dengan bahan bakar (bensin) dalam mesin di ruang bakar, gas tersebut dapat menaikan tingkat bilangan oktan pada bahan bakar. Akibat nya bahan bakar yang di gunakan menjadi makin optimal dan efisien digunakan. Karena makin tinggi nilai tingkat oktan suatu bahan bakar pembakaran yang terjadi makin sempurna.

2. Meningkatkan tenaga kendaraan
Penggunaan alat ini pada kendaraan dapat meningkatkan power/tenaga mesin kendaraan, kuat untuk jalan menanjak walaupun menggunakan gigi tinggi. Hal ini bisa terjadi ada kaitan nya dengan penambahan gas brown/ HHO hasil alat pengirit bahan bakar itu, yang menyebabkan pembakaran pada mesin makin sempurna. Akibat makin sempurnanya pembakaran, kinerja mesin juga makin meningkat dari biasanya.

3. Dapat merawat mesin menjadi lebih awet
Keuntungan lain yaitu, dengan penggunaan alat ini pada kendaraan mesin kendaraan pun bisa makin menjadi awet. Hal ini karena gas brown hasil alat penghemat bahan bakar tersebut meningkatkan pembakaran menjadi makin sempurna membuat bahan bakar yang digunakan pada mesin dibakar habis dan sempurna untuk menggerakkan mesin. Sehingga berdampak dapat mengurangi sisa-sias karbon akibat pembakaran pada kendaraan dan dapat memperlambat kehausan komponen mesin serta kerusakan yang terjadi dalam mesin. Gas brown ini juga dapat pula membersihkan karbon deposit yang ada dalam ruang pembakaran mesin, dan membuat suhu mesin terjaga stabil dan lebih dingin.

4. Membuat suara mesin menjadi halus
Suara mesin makin halus karena penggunaan alat ini yang dapat menghasilkan gas HHO, yang mengoptimalkan kerja mesin. Dan melindungi mesin dari kotoran karbon sisa pembakaran, menyebabkan suara kerja mesin yang jadi lebih halus.

5. Mengurangi polusi dari mesin kendaraan
Pembakaran yang sempurna terjadi dengan penggunaan alat ini di kendaraan. Hasilnya membuat dalam komponen-komponen dalam mesin menjadi lebih bersih, dan mengurangi kandungan karbon dalam mesin, juga kandungan karbon pada gas hasil pembakaran mesin pada kendaraan. Gas CO yang dihasilkan dan dikeluarkan di knalpot kendaraan, kandungan karbon yang beracun buat lingkungan menjadi makin berkurang, dan terganti dengan beberapa gas hidrogen hidrogen oksida yang merupakan hasil dari alat pengirit bahan bakar ini.

Proses Dalam Alat Bahan Bakar Air

Proses yang terjadi dalam alat penghemat bahan bakar ini yaitu proses penguraian unsur-unsur pembentuk air, yang disebut proses elektrolisis air. Proses ini berlangsung agar air dapat digunakan sebagai campuran bahan bakar. Dengan menggunakan arus listrik, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua electron. Pada katoda, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas H2 

2H+ + 2e- H2 dan ion hidroksida (OH-). 

Sementara itu pada anoda, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan elektron ke katoda. 

2O2- O2 + 2e-

Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut:

Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan oleh reaksi tersebut membentuk berupa gelembung-gelmbung yang mengumpul di sekitar elektroda. Elektrolisis ini merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik menjadi energi kimia. Komponen yang terpenting dari proses elektrolisis ini adalah elektroda (katoda dan anoda) dan larutan elektrolit.

Proses ini terjadi dan berlangsung dalam alat penghemat bahan bakar menggunakan air yang disebut dengan elektroliser. Di dalam elektroliser, air (H2O) dipecah menjadi gas HHO atau sering disebut sebagai brown gas. Elektroliser menghasilkan hidrogen dengan cara mengalirkan arus listrik pada media air yang mengandung larutan elektrolit. Medan magnet akan mengubah struktur atom Hidrogen dan Oksigen pada air dari bentuk diatomic menjadi monoatomik. Selain itu, ikatan neutron yang mengikat partikel H dan O akan terlepas, sehingga partikel H akan tertarik ke kutub positif dan partikel O akan tertarik ke kutub negatif.

Hasil proses tersebut nampak berupa gelembung-gelembung yang terlihat dalam tabung elektroliser. Gelembung tersebut akan terus bertambah dan naik ke permukaan air. Saat gelembung gas hidrogen dan oksigen terlepas dari permukaan air, partikel gas tersebut akan berikatan kembali ruang udara sebagai brown gas atau gas HHO. Brown gas merupakan bahan bakar yang kuat, bersih, dan mengurangi emisi gas buang, yang merupakan inti dari teknologi yang dapat mengirit penggunaan bahan bakar menggunakan air ini.

Komponen-Komponen Alat Bahan Bakar Air

Komponen penting yang menunjang proses elektrolisis dalam alat pengirit bahan bakar menggunakan air untuk menghasilkan gas brown adalah tabung elektroliser, elektroda (katoda dan anoda), larutan elektrolit, dan water trap (vaporiser).

a. Tabung Elektroliser

Tabung elektroliser merupakan tempat penampungan larutan elektrolit, sekaligus tempat berlangsungnya proses elektrolisis untuk menghasilkan gas brown. Di dalam tabung ini terdapat dudukan elektroda yang akan diberi arus listrik. Tabung elektroliser yang digunakan terbuat dari kaca atau plastik yang tahan panas. Sebab, proses elektrolisis yang menghasikan gas brown akan memproduksi sejumlah panas juga. Tabung elektroliser haruslah kuat dan kokoh pula, karena dalam prosesnya nanti adanya isapan yang kuat dari mesin dan dapat menyebabkan terjadinya perubahan bentuk tabung elektroliser yang digunakan.

b. Elektroda

Gas brown yang dihasilkan dalam proses elektrolisis terjadi akibat adanya arus listrik yang melewati elektroda dan akan menguraikan unsur-unsur air. Elektroda terdiri dari dua kutub, yaitu katoda(-) dan anoda(+) yang dimasukkan ke dalam larutan elektrolit. Jika elektroda tersebut diberi arus listrik, akan muncul gelembung-gelembung kecil berwarna putih (gas HHO). Elektroda yang di gunakan pada proses elektrolisis terbuat dari bahan stainless steel yang tahan terhadap karat. Elektroda dibuat saling berdekatan namun tidak bersentuhan. Gunakan bahan yang bersifat isolator untuk saling menghubungkan kedua elektroda agar tidak terjadi hubungan arus pendek atau korsleting.

c. Elektrolit

Elektrolit digunakan untuk menghasilkan gas brown pada proses elektrolisis. Elektrolit terdiri atas air murni atau air destilasi dan katalisator. Katalisator akan larut di dalam air murni dan menyatu membentuk larutan elektrolit. Katalis yang digunakan pada proses elektrolisis menggunakan Na OH (Natrium Hidroksida).

d. Water Trap (Vaporiser)

Water trap atau vaporiser ini digunakan untuk meningkatkan kinerja alat elektrolisa. Alat ini menampung gas brown yang dihasilkan sebelum masuk mesin agar tidak terlalu banyak air yang masih dikandung dalam gas brown hasil alat elektrolisa tersebut.

Air, Elektrolisis Air dan Hidrogen

Air

Nama sistematis: air
Nama alternatif: aqua, dihidrogen monoksida, hidrogen hidroksida
Rumus molekul: H2O
Massa molar:  18.0153 g/mol
Densitas dan fase: 0.998 g/cm³ (cariran pada 20 °C), 0.92 g/cm³ (padatan)
Titik lebur: 0 °C (273.15 K) (32 ºF)

Titik didih: 100 °C (373.15 K) (212 ºF)
Kalor jenis: 4184 J/(kg•K) (cairan pada 20 °C)

Air adalah zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut.

Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Jika dikelola dengan baik, air merupakan sumber daya alam yang tidak akan ada habisnya.
Sifat-sifat kimia dan fisika

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.

Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, fluor, dan fosfor, sulfur dan klor. Semua elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada temperatur dan tekanan normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fasa berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif daripada elemen-elemen lain tersebut (kecuali flor). Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan hidrogen.

Elektrolisis air

Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirinya arus listrik. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katoda, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidroksida (OH-). Sementara itu pada anoda, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan elektron ke katoda. Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang setara dari elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut.

Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung pada elektroda dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk menghasilkan hidrogen dan hidrogen peroksida (H2O2) yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan hidrogen. Elektrolisis merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik menjadi energi kimia. Komponen terpenting dari proses elektrolisis ini adalah elektroda dan larutan elektrolit. Pada proses elektrolisis diperlukan dua buah kutub yaitu katoda sebagai kutub negative dan anoda sebagai kutub positif.

Hidrogen

Hidrogen (bahasa Latin: hydrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang sangat mudah terbakar. Dengan massa atom 1,00794 amu, hidrogen adalah unsur teringan di dunia.

Gas hidrogen sangat mudah terbakar dan akan terbakar pada konsentrasi serendah 4% H2 di udara bebas.[8] Entalpi pembakaran hidrogen adalah - 286 kJ/mol. Hidrogen terbakar menurut persamaan kimia:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l) + 572 kJ (286 kJ/mol)[10]

Ketika dicampur dengan oksigen dalam berbagai perbandingan, hidrogen meledak seketika disulut dengan api dan akan meledak sendiri pada temperatur 560 °C. Lidah api hasil pembakaran hidrogen-oksigen murni memancarkan gelombang ultraviolet dan hampir tidak terlihat dengan mata telanjang. Oleh karena itu, sangatlah sulit mendeteksi terjadinya kebocoran hidrogen secara visual. Kasus meledaknya pesawat Hindenburg adalah salah satu contoh terkenal dari pembakaran hidrogen. Karakteristik lainnya dari api hidrogen adalah nyala api cenderung menghilang dengan cepat di udara, sehingga kerusakan akibat ledakan hidrogen lebih ringan dari ledakan hidrokarbon.

Peristiwa meledaknya pesawat Hindenburg pada tanggal 6 Mei 1937.
Dalam kasus kecelakaan Hidenburg, dua pertiga dari penumpang pesawat selamat dan kebanyakan kasus meninggal disebabkan oleh terbakarnya bahan bakar diesel yang bocor.

H2 bereaksi secara langsung dengan unsur-unsur oksidator lainnya. Ia bereaksi dengan spontan dan hebat pada suhu kamar dengan klorin dan fluorin, menghasilkan hidrogen halida berupa hidrogen klorida dan hidrogen fluorida.

Thursday, 19 April 2012

Eco Power Booster® hadir di 2nd Indonesia Climate Forum & Education Expo 2012

Dalam rangka ikut berpartisipasi langsung dalam keperdulian terhadap perubahan iklim dan dampaknya terhadap masyarakat Indonesia, Eco Power Booster® hadir di 2nd Indonesia Climate Forum & Education Expo 2012 di Assembly Hall, Jakarta Convention Center Booth No. 24 A pada tanggal 19 - 22 April 2012, berikut adalah informasi detail mengenai Pameran:

PRAWACANA

Berbagai fakta dan bukti ilmiah mengenai perubahan iklim dan dampaknya di Indonesia tidak dapat dipungkiri lagi. Hal ini perlu dikomunikasikan secara maksimal dan komprehensif agar dapat diterima dan diserap oleh berbagai sektor, pihak/pelaku, serta seluruh lapisan masyarakat.

Berangkat dari pertimbangan tersebut, dengan merujuk pada keberhasilan pelaksanaan pada tahun 2011, maka pada tahun 2012, Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) hendak mengedepankan kembali pentingnya tujuan edukasi perubahan iklim melalui 2nd Indonesia Climate Change Education Forum & Expo (ICCEFE) dengan mengharapkan dukungan dari berbagai pihak untuk secara bersama mewujudkan solusi bagi krisis iklim.

MAKSUD & TUJUAN

  • Menciptakan ruang sosialisasi bagi publik untuk dapat menjangkau akses terhadap komunikasi, informasi dan edukasi perubahan iklim, dampak serta upaya adaptasi dan mitigasi secara maksimal dan menyeluruh dari sumber data dan informasi.
  • Menciptakan sarana promosi dan peluang partisipasi bagi terwujudnya program aksi nasional perubahan iklim
  • Menciptakan ruang interaksi berbagai pihak sektor untuk memperluas jejaring dan peluang kerjasama

INFORMASI KEGIATAN

  • Nama kegiatan : 2nd Indonesia Climate Change Education Forum & Expo
  • Tema Kegiatan : Response to Climate Change
  • Waktu Pelaksanaan : 19 – 22 April 2012
  • Tempat : Assembly Hall, Jakarta Convention Center

 



Saturday, 14 April 2012

Dicari Agen Eco Power Booster




Sehubungan dengan 'Soft Launching' Produk ECO POWER BOOSTER® , maka kami mencari Agen untuk pemasaran produk Eco Power Booster® .

Bagi yang berminat, dapat menghubungi:

 
Nariba Plaza # Suite D7
Jl. Mampang Prapatan Raya 39
Jakarta Selatan, 12790
Phone/Fax: 021-79198842
Mobile: 087 88 444 3686 - 0816 924 635

Friday, 13 April 2012

Eco Power Booster Buatan UNAS - Bisa Hemat BBM 50 Persen

BosMobil.com - Demi mengatasi masalah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), mahasiswa Universitas Nasional (UNAS) Jakarta menciptakan sebuah alat penghemat bahan bakar yang mereka namakan Eco Power Booster. Alat ini di klaim mampu hemat bahan bakar hingga 50 persen.

Ir. Ajat Sudrajat, MT sebagai perwakilan dari pihak UNAS menjelaskan para mahasiswa beserta staf dosen dari universitas yang berlokasi di Jakarta Selatan itu telah menemukan alat penghemat bahan bakar yang mampu diaplikasikan diseluruh mobil "Dengan alat ini, maka konsumsi bahan bakar dapat lebih hemat antara 30-50 persen untuk mobil dan 30-70 persen untuk motor," ungkapnya saat ditemui BosMobil di Jakarta.

Dalam temuan ini memang tidak sepenuhnya bahan bakar yang digunakan berasal dari air. Namun, penggunaan air dalam Eco Power Booster, membantu mengurangi penggunaan BBM. Prinsip untuk mengembangkan air sebagai energi adalah dengan mengubahnya menjadi senyawa-senyawa penyusunnya yaitu hidrogen (H) dan oksigen (O). Elektrolisis air menjadi prinsip dasar untuk mengubah air menjadi senyawa-senyawa penyusunnya. Gas H2 hasil elektrolisis tersebut digunakan sebagai energi bahan bakar yang memiliki tingkat pembakaran lebih tinggi, dibandingkan dengan energi lainnya.

Dr. Ir Budhi M.Suyitno, IPM Ketua Umum Badan Kejuruan mesin Persatuan Insinyur Indonesia pun merasa yakin bahwa alat ini akan berhasil di pasaran. Apalagi dari segi harga, alat penghemat buatan Anak Bangsa itu sangat terjangkau yakni Rp.3 juta hingga Rp.3,5 juta. "Harga ini sangat terjangkau jika dibandingkan dengan penghemat bahan bakar merek luar negeri yang bisa mencapai Rp.15 juta," tegasnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa temuan ini merupakan karya anak bangsa yang harus di apresiasi “Beberapa komponen telah dipatenkan. Jadi tidak perlu diragukan lagi penemunya siapa,” tutupnya.


Pemasangan Eco Power Booster di Mobil Toyota Kijang Inova
Milik Wamen ESDM Widjajono Partowidagdo

Wednesday, 11 April 2012

Wamen ESDM : Eco Power Booster UNAS, Jawab Tantangan Krisis BBM Indonesia

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Republik Indonesia, Widjajono Partowidagdo rupanya juga tertarik dan bangga memasang alat tersebut untuk kendaraan pribadinya.

Jakarta (UNAS) - Belakangan ini, krisis memang tengah melanda berbagai negara di belahan dunia. Indonesia sebagai bagian negara dunia, tentunya juga mengalami hal tersebut. Salah satu krisis yang saat ini dialami oleh negara kita dan kerap menjadi perbincangan adalah krisis energi, terutama dalam masalah Bahan Bakar Minyak (BBM).

Namun demikian, tidak ada permasalahan yang tidak ada jalan keluarnya. Hal ini dibuktikan oleh Fakultas Teknik dan Sains (FTS) Universitas Nasional (Unas) melalui penemuannya berupa solusi penghematan bahan bakar untuk kendaraan bermotor yang dilakukan dengan memanfaatkan air untuk membangkitkan energi listrik dengan HHO menggunakan dry cell. Penghemat bahan bakar atau HHO Generator ini disebut Eco Power Booster.

Hasil dari pengembangan energi ini, tidak hanya menarik perhatian berbagai pihak seperti Persatuan Insinyur Indonesia (PII) yang kini telah menjalin kerjasama dalam industrialisasi temuan tersebut. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Republik Indonesia, Widjajono Partowidagdo rupanya juga tertarik dan bangga memasang alat tersebut untuk kendaraan pribadinya. Pemasangan Eco Power Booster pada Jum'at (24/2) ini tidak hanya disaksikan oleh seluruh sivitas akademika Unas, tapi juga oleh delegasi dari Badan Kejuruan Mesin Persatuan Insinyur Indonesia (BKM PII).

"Menurut saya, Krisis itu adalah ibu dari sebuah penemuan. Dengan adanya krisis energi yang mengakibatkan terjadinya kenaikan pada harga BBM di negara ini, mendorong anak bangsa untuk berpikir bagaimana jalan keluar yang terbaik hingga tercipta temuan - temuan yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan itu,"ungkap Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Republik Indonesia, Widjajono Partowidagdo dalam sambutannya di Selasar Utama Unas, Jum'at (24/2).

Widjajono menambahkan bahwa bangsa Indonesia mampu menghasilkan produk - produk yang dapat menjawab tantangan dan krisis yang terjadi, hanya saja dibutuhkan sebuah kepercayaan dan kesempatan. "Saya percaya bahwa Indonesia itu pasti bisa, karena kepercayaan itu dapat mewujudkan sebuah harapan," imbuh Widjajono.

Senada dengan Widjajono, Ketua Pengurus Koperasi Serba Usaha KOPKEMI PII, Ir. Handoko, IPM mengungkapkan bahwa Eco Power Booster merupakan salah satu pembuktian dari inovasi dan kreatifitas anak bangsa. Handoko pun berharap, dari sebuah inovasi yang semakin berkembang akan terlahir inovator - inovator kelas dunia.

Dengan terciptanya Eco Power Booster sebagai alat penghemat bahan bakar ini diharapkan tidak hanya dapat menghemat energi dan menjawab krisis yang sedang terjadi saat ini, tapi juga membantu masyarakat, sehingga tidak terbebani dengan adanya kenaikan harga BBM.

Wamen ESDM Dorong Terus Konversi BBM

Sabtu, 25 Pebruari 2012, 05:06 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski kebijakan kenaikan BBM subsidi sudah di depan mata, Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo terus berkeliling dari kampus ke kampus menggalakkan program penghematan BBM dan konversinya ke gas. Sepekan ini, ia menyambangi mulai dari Institut Teknologi Bandung (ITB) hingga  Universitas Nasional.

Menurut Guru Besar ITB ini, jika disetujui DPR, kenaikan BBM subsidi ini justru mendorong percepatan konversi minyak ke gas.

"Selama ini penggunaan BBG tak berkembang karena harganya tak lebih ekonomis dari BBM," katanya saat melakukan sosialisasi penghematan BBM dengan Eco Power Booster di Kampus Universitas Nasional (Unas) Jakarta Selatan, Jumat (24/2).

Ini berarti penggunaan gas akan berkembang jika BBM mengalami kenaikan harga. Ia memisalkan angkutan moda Transjakarta yang selama ini kesulitan bahan bakar karena kurangnya SPBG di Jakarta. Kurangnya SPBG, menurut Widjajono, akibat harga gas dan BBM tak berbeda jauh, yaitu gas Rp 4.100 per liter sedangkan BBM Rp 4.500 per liter.

Jika masyarakat mengetahui jelas, misalnya, harga BBM naik menjadi Rp 7.000 per liter, sedangkan gas berjenis LGV hanya Rp 5.600 per liter, maka masyarakat pastinya berfikir untuk pindah. Pemerintah, kata Widjajono, tak memaksa tapi mempersilakan pengguna kendaraan bermotor khususnya mobil pribadi di Jakarta untuk melakukan konversi ke BBG.