jagstor

Header Banner JagoanStore

Wednesday, 11 April 2012

Hemat Bahan Bakar dengan Eco Power Booster

Seperti yang sudah diberitakan, pemerintah tetap akan melakukan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) secara bertahap. Program yang dirancang untuk menekan konsumsi BBM subsidi tersebut rencananya akan dimulai 1 April 2012. Padahal bahan bakar merupakan kebutuhan yang sangat penting, karena dapat mempengaruhi harga bahan pokok lainnya.

Pembatasan ini dibutuhkan karena pengalaman tahun 2011 menunjukkan, volume BBM bersubsidi selalu terlampaui hingga subsidi BBM mencapai Rp 160 triliun. Dengan kata lain, ada pembengkakan anggaran Rp 30,3 triliun tahun 2011.

Untuk mengantisipasi polemik yang tak kunjung usai, maka diperlukan adanya pengembangan energi terbarukan. Pengembangan dapat dilakukan di antaranya melalui Biomasa, Biogas, Solarcell dan Hydrocell.

Tak ingin ketinggalan dari siswa SMK yang mampu merakit mobil Kiat Esemka. Mahasiswa program Diploma 3 Otomotif, Fakultas Teknik dan Sains Universitas Nasional juga telah berhasil mengembangkan penggunaan energi terbarukan dengan memanfaatkan energi air. Mereka menyebutnya Eco Power Booster.

“Solusi penghematan bahan bakar untuk kendaraan bermotor dilakukan dengan memanfaatkan air untuk membangkitkan energi listrik dengan HHO menggunakan dry cell. Penghemat bahan bakar atau HHO Generator ini kami sebut Eco Power Booster. Eco artinya ekonomis dan efisien. Sedangkan Power Booster artinya dapat memacu kecepatan kendaraan,” kata Dekan FTS UNAS, Ir. Ajat Sudrajat.

Eco Power Booster mampu mengurangi konsumsi bahan bakar, sehingga membuat jarak tempuh per liter BBM semakin besar, dengan penghematan antara 20-70 persen. “Misalnya, biasanya untuk satu liter bensin bisa mencapai 10 kilometer. Dengan alat ini kendaraan bisa menempuh hingga 20 kilometer,” jelas Kepala Laboratorium FTS UNAS, Eddy Arifin.

Selain itu, Eco Power Booster juga dapat meminimalkan emisi gas buang (gas CO dan CO2) yang berbahaya bagi lingkungan hingga 50 persen. Hal ini menjadikannya ramah lingkungan. Performa kendaraan bermotor juga meningkat dan mampu menurunkan suhu kerja mesin dan menurunkan panas yang terpapar ke udara.

Meski belum diproduksi secara massal, Eco Power Booster sudah cukup dikenal di kalangan civitas akademika Unas dan lingkungan sekitarnya. Hingga kini sudah ada sekitar 40 kendaraan roda empat dan 20 kendaraan roda dua yang menggunakan teknologi ini.

“Kami belum produksi massal, masih untuk internal saja. Tapi, mereka yang sudah menggunakan mengaku puas, karena selain irit BBM, tarikan mesin jadi lebih enteng. Dari situlah biasanya mereka menceritakan ke teman-temannya,’’ papar Eddy.

Terkait hak paten teknologi Eco Power Booster, Ajat mengatakan, saat ini tengah dalam proses. Hak paten ini diharapkan bisa selesai dalam waktu segera. Ajat juga mengungkapkan, pihaknya akan terus menyempurnakan produk agar kualitasnya terjamin sembari mengembangkan teknologi untuk kepentingan lain di bidang rumah tangga dan juga perbengkelan.

Teknologi ini diharapkan dapat menjadi kontribusi yang berharga tidak hanya dalam menjawab krisis BBM, namun juga menjadi solusi energi tak terbarukan di masa depan.
(kmp/ts)

No comments:

Post a Comment