jagstor

Header Banner JagoanStore

Friday, 20 April 2012

Alat Bahan Bakar Air (HHO Generator)

Tentang Alat Bahan Bakar Air Eco Power Booster

Teknologi menghemat bahan bakar menggunakan air ini diawali dengan keberadaan dan perkembangan penggunaan alat bahan bakar air berupa kendaraan berbahan bakar air (watercar) yang telah dirilis sejak tahun 1805 oleh beberapa peneliti dan ilmuwan-ilmuwan. Berikut percobaan yang dilakukan beberapa ilmuwan dalam kaitannya dengan penggunaan air sebagai bahan bakar.

Isaac de Rivaz, seorang ilmuwan asal Swiss. Ketika ia melakukan penelitiannya minyak bumi belum ditemukan sebagai bahan bakar. Ia merancang dan membuat sendiri mesin pembakaran dalam, yang merupakan pertama kalinya ilmuwan pertama yang mengunakan gas hidrogen untuk menjalankan mobil dengan cara mengelektrolisis air.

Yull Brown, ia seorang peneliti dari Australia. Ia berhasil menjalankan kendaraannya yang menggunakan air sebagai bahan bakar. Dalam kendaraannya sama seperti yang dilakukan Isaac de Rivaz, yaitu dengan mengelektrolisis air. Gas yang dihasilkan dari proses elektrolisis tersebut dinamakannya brown gas.

Stanley Meyer, berasal dari Ohio, Amerika Serikat. Penelitiannya berhasil mendesain dan menjalankan mobilnya tanpa menggunakan bahan bakar minyak, melainkan dengan berbahan bajar hidrogen yang berasal dari air. Stanley Meyer adalah penemu teknologi bahan bakar air yang paling sempurna yang dapat berhasil diaplikasikan pada kendaraan.

Lewat penemuan dan percobaan yang dilakukan tersebut, menjadi dasar acuan teknologi menghemat bahan bakar menggunakan air, yaitu dengan proses elektrolisis air yang menghasilkan gas hidrogen hidrogen oksida(HHO) atau gas brown (berasal dari nama penemunya Yull Brown) yang dapat menghemat konsumsi bahan bakar pada kendaraan bermotor.

Jelang tahun 2006 ke tahun 2007, teknologi ini mulai berkembang pesat. Pada tahun 2008 teknologi ini makin banyak mendapat perhatian yang cukup besar dari beberapa negara seperti India, Jerman, Afrika Selatan, Kanada, Cina, dan Indonesia, khususnya negara yang pencinta hemat bahan bakar. Di Indonesia cukup banyak pula beberapa peneliti yang melakukan eksperimen dengan teknologi ini. Seperti Voll Johanes Bosco di Palu, Ir. FX Agus Unggul Santoso, dosen Sanata Dharma, Joko Suprapto di Jawa Timur, dan beberapa peneliti dan kaum awam yang sudah mulai menerapkan dan meneliti teknologi penghemat bahan bakar ini.

Manfaat dan Keuntungan 

Berkembangnya dan makin banyaknya penggunaan alat penghemat bahan bakar menggunakan air ini akan menolong kekhawatiran kita akan makin mahalnya harga bahan bakar minyak sekarang ini, dan kelangkaannya pula. Karena banyak manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan alat ini. Salah satunya juga menguntungkan terhadap kebersihan lingkungan. Selengkapnya akan dibahas lebih lanjut lagi di bawah ini beberapa manfaat dan keuntungan dari pemakaian alat pengirit bahan bakar ini pada kendaraan.

1. Menghemat penggunaan bahan bakar pada kendaraan
Dengan penggunaan alat ini pada kendaraan bermotor makin menambah efisiensi bahan bakar yang digunakan. Karena gas brown yang dihasilkan dari alat ini, pada saat bercampur dengan bahan bakar (bensin) dalam mesin di ruang bakar, gas tersebut dapat menaikan tingkat bilangan oktan pada bahan bakar. Akibat nya bahan bakar yang di gunakan menjadi makin optimal dan efisien digunakan. Karena makin tinggi nilai tingkat oktan suatu bahan bakar pembakaran yang terjadi makin sempurna.

2. Meningkatkan tenaga kendaraan
Penggunaan alat ini pada kendaraan dapat meningkatkan power/tenaga mesin kendaraan, kuat untuk jalan menanjak walaupun menggunakan gigi tinggi. Hal ini bisa terjadi ada kaitan nya dengan penambahan gas brown/ HHO hasil alat pengirit bahan bakar itu, yang menyebabkan pembakaran pada mesin makin sempurna. Akibat makin sempurnanya pembakaran, kinerja mesin juga makin meningkat dari biasanya.

3. Dapat merawat mesin menjadi lebih awet
Keuntungan lain yaitu, dengan penggunaan alat ini pada kendaraan mesin kendaraan pun bisa makin menjadi awet. Hal ini karena gas brown hasil alat penghemat bahan bakar tersebut meningkatkan pembakaran menjadi makin sempurna membuat bahan bakar yang digunakan pada mesin dibakar habis dan sempurna untuk menggerakkan mesin. Sehingga berdampak dapat mengurangi sisa-sias karbon akibat pembakaran pada kendaraan dan dapat memperlambat kehausan komponen mesin serta kerusakan yang terjadi dalam mesin. Gas brown ini juga dapat pula membersihkan karbon deposit yang ada dalam ruang pembakaran mesin, dan membuat suhu mesin terjaga stabil dan lebih dingin.

4. Membuat suara mesin menjadi halus
Suara mesin makin halus karena penggunaan alat ini yang dapat menghasilkan gas HHO, yang mengoptimalkan kerja mesin. Dan melindungi mesin dari kotoran karbon sisa pembakaran, menyebabkan suara kerja mesin yang jadi lebih halus.

5. Mengurangi polusi dari mesin kendaraan
Pembakaran yang sempurna terjadi dengan penggunaan alat ini di kendaraan. Hasilnya membuat dalam komponen-komponen dalam mesin menjadi lebih bersih, dan mengurangi kandungan karbon dalam mesin, juga kandungan karbon pada gas hasil pembakaran mesin pada kendaraan. Gas CO yang dihasilkan dan dikeluarkan di knalpot kendaraan, kandungan karbon yang beracun buat lingkungan menjadi makin berkurang, dan terganti dengan beberapa gas hidrogen hidrogen oksida yang merupakan hasil dari alat pengirit bahan bakar ini.

Proses Dalam Alat Bahan Bakar Air

Proses yang terjadi dalam alat penghemat bahan bakar ini yaitu proses penguraian unsur-unsur pembentuk air, yang disebut proses elektrolisis air. Proses ini berlangsung agar air dapat digunakan sebagai campuran bahan bakar. Dengan menggunakan arus listrik, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua electron. Pada katoda, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas H2 

2H+ + 2e- H2 dan ion hidroksida (OH-). 

Sementara itu pada anoda, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan elektron ke katoda. 

2O2- O2 + 2e-

Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut:

Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan oleh reaksi tersebut membentuk berupa gelembung-gelmbung yang mengumpul di sekitar elektroda. Elektrolisis ini merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik menjadi energi kimia. Komponen yang terpenting dari proses elektrolisis ini adalah elektroda (katoda dan anoda) dan larutan elektrolit.

Proses ini terjadi dan berlangsung dalam alat penghemat bahan bakar menggunakan air yang disebut dengan elektroliser. Di dalam elektroliser, air (H2O) dipecah menjadi gas HHO atau sering disebut sebagai brown gas. Elektroliser menghasilkan hidrogen dengan cara mengalirkan arus listrik pada media air yang mengandung larutan elektrolit. Medan magnet akan mengubah struktur atom Hidrogen dan Oksigen pada air dari bentuk diatomic menjadi monoatomik. Selain itu, ikatan neutron yang mengikat partikel H dan O akan terlepas, sehingga partikel H akan tertarik ke kutub positif dan partikel O akan tertarik ke kutub negatif.

Hasil proses tersebut nampak berupa gelembung-gelembung yang terlihat dalam tabung elektroliser. Gelembung tersebut akan terus bertambah dan naik ke permukaan air. Saat gelembung gas hidrogen dan oksigen terlepas dari permukaan air, partikel gas tersebut akan berikatan kembali ruang udara sebagai brown gas atau gas HHO. Brown gas merupakan bahan bakar yang kuat, bersih, dan mengurangi emisi gas buang, yang merupakan inti dari teknologi yang dapat mengirit penggunaan bahan bakar menggunakan air ini.

Komponen-Komponen Alat Bahan Bakar Air

Komponen penting yang menunjang proses elektrolisis dalam alat pengirit bahan bakar menggunakan air untuk menghasilkan gas brown adalah tabung elektroliser, elektroda (katoda dan anoda), larutan elektrolit, dan water trap (vaporiser).

a. Tabung Elektroliser

Tabung elektroliser merupakan tempat penampungan larutan elektrolit, sekaligus tempat berlangsungnya proses elektrolisis untuk menghasilkan gas brown. Di dalam tabung ini terdapat dudukan elektroda yang akan diberi arus listrik. Tabung elektroliser yang digunakan terbuat dari kaca atau plastik yang tahan panas. Sebab, proses elektrolisis yang menghasikan gas brown akan memproduksi sejumlah panas juga. Tabung elektroliser haruslah kuat dan kokoh pula, karena dalam prosesnya nanti adanya isapan yang kuat dari mesin dan dapat menyebabkan terjadinya perubahan bentuk tabung elektroliser yang digunakan.

b. Elektroda

Gas brown yang dihasilkan dalam proses elektrolisis terjadi akibat adanya arus listrik yang melewati elektroda dan akan menguraikan unsur-unsur air. Elektroda terdiri dari dua kutub, yaitu katoda(-) dan anoda(+) yang dimasukkan ke dalam larutan elektrolit. Jika elektroda tersebut diberi arus listrik, akan muncul gelembung-gelembung kecil berwarna putih (gas HHO). Elektroda yang di gunakan pada proses elektrolisis terbuat dari bahan stainless steel yang tahan terhadap karat. Elektroda dibuat saling berdekatan namun tidak bersentuhan. Gunakan bahan yang bersifat isolator untuk saling menghubungkan kedua elektroda agar tidak terjadi hubungan arus pendek atau korsleting.

c. Elektrolit

Elektrolit digunakan untuk menghasilkan gas brown pada proses elektrolisis. Elektrolit terdiri atas air murni atau air destilasi dan katalisator. Katalisator akan larut di dalam air murni dan menyatu membentuk larutan elektrolit. Katalis yang digunakan pada proses elektrolisis menggunakan Na OH (Natrium Hidroksida).

d. Water Trap (Vaporiser)

Water trap atau vaporiser ini digunakan untuk meningkatkan kinerja alat elektrolisa. Alat ini menampung gas brown yang dihasilkan sebelum masuk mesin agar tidak terlalu banyak air yang masih dikandung dalam gas brown hasil alat elektrolisa tersebut.

Air, Elektrolisis Air dan Hidrogen

Air

Nama sistematis: air
Nama alternatif: aqua, dihidrogen monoksida, hidrogen hidroksida
Rumus molekul: H2O
Massa molar:  18.0153 g/mol
Densitas dan fase: 0.998 g/cm³ (cariran pada 20 °C), 0.92 g/cm³ (padatan)
Titik lebur: 0 °C (273.15 K) (32 ºF)

Titik didih: 100 °C (373.15 K) (212 ºF)
Kalor jenis: 4184 J/(kg•K) (cairan pada 20 °C)

Air adalah zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut.

Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Jika dikelola dengan baik, air merupakan sumber daya alam yang tidak akan ada habisnya.
Sifat-sifat kimia dan fisika

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.

Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, fluor, dan fosfor, sulfur dan klor. Semua elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada temperatur dan tekanan normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fasa berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif daripada elemen-elemen lain tersebut (kecuali flor). Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan hidrogen.

Elektrolisis air

Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirinya arus listrik. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katoda, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidroksida (OH-). Sementara itu pada anoda, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan elektron ke katoda. Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang setara dari elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut.

Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung pada elektroda dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk menghasilkan hidrogen dan hidrogen peroksida (H2O2) yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan hidrogen. Elektrolisis merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik menjadi energi kimia. Komponen terpenting dari proses elektrolisis ini adalah elektroda dan larutan elektrolit. Pada proses elektrolisis diperlukan dua buah kutub yaitu katoda sebagai kutub negative dan anoda sebagai kutub positif.

Hidrogen

Hidrogen (bahasa Latin: hydrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang sangat mudah terbakar. Dengan massa atom 1,00794 amu, hidrogen adalah unsur teringan di dunia.

Gas hidrogen sangat mudah terbakar dan akan terbakar pada konsentrasi serendah 4% H2 di udara bebas.[8] Entalpi pembakaran hidrogen adalah - 286 kJ/mol. Hidrogen terbakar menurut persamaan kimia:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l) + 572 kJ (286 kJ/mol)[10]

Ketika dicampur dengan oksigen dalam berbagai perbandingan, hidrogen meledak seketika disulut dengan api dan akan meledak sendiri pada temperatur 560 °C. Lidah api hasil pembakaran hidrogen-oksigen murni memancarkan gelombang ultraviolet dan hampir tidak terlihat dengan mata telanjang. Oleh karena itu, sangatlah sulit mendeteksi terjadinya kebocoran hidrogen secara visual. Kasus meledaknya pesawat Hindenburg adalah salah satu contoh terkenal dari pembakaran hidrogen. Karakteristik lainnya dari api hidrogen adalah nyala api cenderung menghilang dengan cepat di udara, sehingga kerusakan akibat ledakan hidrogen lebih ringan dari ledakan hidrokarbon.

Peristiwa meledaknya pesawat Hindenburg pada tanggal 6 Mei 1937.
Dalam kasus kecelakaan Hidenburg, dua pertiga dari penumpang pesawat selamat dan kebanyakan kasus meninggal disebabkan oleh terbakarnya bahan bakar diesel yang bocor.

H2 bereaksi secara langsung dengan unsur-unsur oksidator lainnya. Ia bereaksi dengan spontan dan hebat pada suhu kamar dengan klorin dan fluorin, menghasilkan hidrogen halida berupa hidrogen klorida dan hidrogen fluorida.

Thursday, 19 April 2012

Eco Power Booster® hadir di 2nd Indonesia Climate Forum & Education Expo 2012

Dalam rangka ikut berpartisipasi langsung dalam keperdulian terhadap perubahan iklim dan dampaknya terhadap masyarakat Indonesia, Eco Power Booster® hadir di 2nd Indonesia Climate Forum & Education Expo 2012 di Assembly Hall, Jakarta Convention Center Booth No. 24 A pada tanggal 19 - 22 April 2012, berikut adalah informasi detail mengenai Pameran:

PRAWACANA

Berbagai fakta dan bukti ilmiah mengenai perubahan iklim dan dampaknya di Indonesia tidak dapat dipungkiri lagi. Hal ini perlu dikomunikasikan secara maksimal dan komprehensif agar dapat diterima dan diserap oleh berbagai sektor, pihak/pelaku, serta seluruh lapisan masyarakat.

Berangkat dari pertimbangan tersebut, dengan merujuk pada keberhasilan pelaksanaan pada tahun 2011, maka pada tahun 2012, Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) hendak mengedepankan kembali pentingnya tujuan edukasi perubahan iklim melalui 2nd Indonesia Climate Change Education Forum & Expo (ICCEFE) dengan mengharapkan dukungan dari berbagai pihak untuk secara bersama mewujudkan solusi bagi krisis iklim.

MAKSUD & TUJUAN

  • Menciptakan ruang sosialisasi bagi publik untuk dapat menjangkau akses terhadap komunikasi, informasi dan edukasi perubahan iklim, dampak serta upaya adaptasi dan mitigasi secara maksimal dan menyeluruh dari sumber data dan informasi.
  • Menciptakan sarana promosi dan peluang partisipasi bagi terwujudnya program aksi nasional perubahan iklim
  • Menciptakan ruang interaksi berbagai pihak sektor untuk memperluas jejaring dan peluang kerjasama

INFORMASI KEGIATAN

  • Nama kegiatan : 2nd Indonesia Climate Change Education Forum & Expo
  • Tema Kegiatan : Response to Climate Change
  • Waktu Pelaksanaan : 19 – 22 April 2012
  • Tempat : Assembly Hall, Jakarta Convention Center

 



Saturday, 14 April 2012

Dicari Agen Eco Power Booster




Sehubungan dengan 'Soft Launching' Produk ECO POWER BOOSTER® , maka kami mencari Agen untuk pemasaran produk Eco Power Booster® .

Bagi yang berminat, dapat menghubungi:

 
Nariba Plaza # Suite D7
Jl. Mampang Prapatan Raya 39
Jakarta Selatan, 12790
Phone/Fax: 021-79198842
Mobile: 087 88 444 3686 - 0816 924 635

Friday, 13 April 2012

Eco Power Booster Buatan UNAS - Bisa Hemat BBM 50 Persen

BosMobil.com - Demi mengatasi masalah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), mahasiswa Universitas Nasional (UNAS) Jakarta menciptakan sebuah alat penghemat bahan bakar yang mereka namakan Eco Power Booster. Alat ini di klaim mampu hemat bahan bakar hingga 50 persen.

Ir. Ajat Sudrajat, MT sebagai perwakilan dari pihak UNAS menjelaskan para mahasiswa beserta staf dosen dari universitas yang berlokasi di Jakarta Selatan itu telah menemukan alat penghemat bahan bakar yang mampu diaplikasikan diseluruh mobil "Dengan alat ini, maka konsumsi bahan bakar dapat lebih hemat antara 30-50 persen untuk mobil dan 30-70 persen untuk motor," ungkapnya saat ditemui BosMobil di Jakarta.

Dalam temuan ini memang tidak sepenuhnya bahan bakar yang digunakan berasal dari air. Namun, penggunaan air dalam Eco Power Booster, membantu mengurangi penggunaan BBM. Prinsip untuk mengembangkan air sebagai energi adalah dengan mengubahnya menjadi senyawa-senyawa penyusunnya yaitu hidrogen (H) dan oksigen (O). Elektrolisis air menjadi prinsip dasar untuk mengubah air menjadi senyawa-senyawa penyusunnya. Gas H2 hasil elektrolisis tersebut digunakan sebagai energi bahan bakar yang memiliki tingkat pembakaran lebih tinggi, dibandingkan dengan energi lainnya.

Dr. Ir Budhi M.Suyitno, IPM Ketua Umum Badan Kejuruan mesin Persatuan Insinyur Indonesia pun merasa yakin bahwa alat ini akan berhasil di pasaran. Apalagi dari segi harga, alat penghemat buatan Anak Bangsa itu sangat terjangkau yakni Rp.3 juta hingga Rp.3,5 juta. "Harga ini sangat terjangkau jika dibandingkan dengan penghemat bahan bakar merek luar negeri yang bisa mencapai Rp.15 juta," tegasnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa temuan ini merupakan karya anak bangsa yang harus di apresiasi “Beberapa komponen telah dipatenkan. Jadi tidak perlu diragukan lagi penemunya siapa,” tutupnya.


Pemasangan Eco Power Booster di Mobil Toyota Kijang Inova
Milik Wamen ESDM Widjajono Partowidagdo

Wednesday, 11 April 2012

Wamen ESDM : Eco Power Booster UNAS, Jawab Tantangan Krisis BBM Indonesia

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Republik Indonesia, Widjajono Partowidagdo rupanya juga tertarik dan bangga memasang alat tersebut untuk kendaraan pribadinya.

Jakarta (UNAS) - Belakangan ini, krisis memang tengah melanda berbagai negara di belahan dunia. Indonesia sebagai bagian negara dunia, tentunya juga mengalami hal tersebut. Salah satu krisis yang saat ini dialami oleh negara kita dan kerap menjadi perbincangan adalah krisis energi, terutama dalam masalah Bahan Bakar Minyak (BBM).

Namun demikian, tidak ada permasalahan yang tidak ada jalan keluarnya. Hal ini dibuktikan oleh Fakultas Teknik dan Sains (FTS) Universitas Nasional (Unas) melalui penemuannya berupa solusi penghematan bahan bakar untuk kendaraan bermotor yang dilakukan dengan memanfaatkan air untuk membangkitkan energi listrik dengan HHO menggunakan dry cell. Penghemat bahan bakar atau HHO Generator ini disebut Eco Power Booster.

Hasil dari pengembangan energi ini, tidak hanya menarik perhatian berbagai pihak seperti Persatuan Insinyur Indonesia (PII) yang kini telah menjalin kerjasama dalam industrialisasi temuan tersebut. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Republik Indonesia, Widjajono Partowidagdo rupanya juga tertarik dan bangga memasang alat tersebut untuk kendaraan pribadinya. Pemasangan Eco Power Booster pada Jum'at (24/2) ini tidak hanya disaksikan oleh seluruh sivitas akademika Unas, tapi juga oleh delegasi dari Badan Kejuruan Mesin Persatuan Insinyur Indonesia (BKM PII).

"Menurut saya, Krisis itu adalah ibu dari sebuah penemuan. Dengan adanya krisis energi yang mengakibatkan terjadinya kenaikan pada harga BBM di negara ini, mendorong anak bangsa untuk berpikir bagaimana jalan keluar yang terbaik hingga tercipta temuan - temuan yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan itu,"ungkap Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Republik Indonesia, Widjajono Partowidagdo dalam sambutannya di Selasar Utama Unas, Jum'at (24/2).

Widjajono menambahkan bahwa bangsa Indonesia mampu menghasilkan produk - produk yang dapat menjawab tantangan dan krisis yang terjadi, hanya saja dibutuhkan sebuah kepercayaan dan kesempatan. "Saya percaya bahwa Indonesia itu pasti bisa, karena kepercayaan itu dapat mewujudkan sebuah harapan," imbuh Widjajono.

Senada dengan Widjajono, Ketua Pengurus Koperasi Serba Usaha KOPKEMI PII, Ir. Handoko, IPM mengungkapkan bahwa Eco Power Booster merupakan salah satu pembuktian dari inovasi dan kreatifitas anak bangsa. Handoko pun berharap, dari sebuah inovasi yang semakin berkembang akan terlahir inovator - inovator kelas dunia.

Dengan terciptanya Eco Power Booster sebagai alat penghemat bahan bakar ini diharapkan tidak hanya dapat menghemat energi dan menjawab krisis yang sedang terjadi saat ini, tapi juga membantu masyarakat, sehingga tidak terbebani dengan adanya kenaikan harga BBM.

Wamen ESDM Dorong Terus Konversi BBM

Sabtu, 25 Pebruari 2012, 05:06 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski kebijakan kenaikan BBM subsidi sudah di depan mata, Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo terus berkeliling dari kampus ke kampus menggalakkan program penghematan BBM dan konversinya ke gas. Sepekan ini, ia menyambangi mulai dari Institut Teknologi Bandung (ITB) hingga  Universitas Nasional.

Menurut Guru Besar ITB ini, jika disetujui DPR, kenaikan BBM subsidi ini justru mendorong percepatan konversi minyak ke gas.

"Selama ini penggunaan BBG tak berkembang karena harganya tak lebih ekonomis dari BBM," katanya saat melakukan sosialisasi penghematan BBM dengan Eco Power Booster di Kampus Universitas Nasional (Unas) Jakarta Selatan, Jumat (24/2).

Ini berarti penggunaan gas akan berkembang jika BBM mengalami kenaikan harga. Ia memisalkan angkutan moda Transjakarta yang selama ini kesulitan bahan bakar karena kurangnya SPBG di Jakarta. Kurangnya SPBG, menurut Widjajono, akibat harga gas dan BBM tak berbeda jauh, yaitu gas Rp 4.100 per liter sedangkan BBM Rp 4.500 per liter.

Jika masyarakat mengetahui jelas, misalnya, harga BBM naik menjadi Rp 7.000 per liter, sedangkan gas berjenis LGV hanya Rp 5.600 per liter, maka masyarakat pastinya berfikir untuk pindah. Pemerintah, kata Widjajono, tak memaksa tapi mempersilakan pengguna kendaraan bermotor khususnya mobil pribadi di Jakarta untuk melakukan konversi ke BBG.

"Eco Power Booster", Solusi Hemat BBM ala Unas!

Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo saat melakukan kunjungan dan menerima pemasangan Eco Power Booster pada kendaraannya di kampus Universitas Nasional, Jakarta, Jumat (24/2/2012).
M.Latief | Latief | Jumat, 24 Februari 2012 | 20:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat tengah dilanda kekhawatiran terkait naiknya bahan bakar minyak (BBM) karena tingginya harga bahan bakar dapat memicu kenaikan harga bahan pokok. Kian menipisnya sumber daya alam tak terbarukan ini juga membuat pemerintah mulai membatasi penggunaan BBM, khususnya premium, dengan melakukan sosialisasi penggunaan pertamax bagi masyarakat mampu.
Solusi penghematan bahan bakar untuk kendaraan bermotor dengan memanfaatkan air untuk membangkitkan energi listrik dengan HHO menggunakan dry cell.-- Ajat Sudarajat

"Sayangnya, hal itu tidak membuat masyarakat beralih mengunakan bahan bakar premium sehingga subsidi BBM masih terus membengkak," ujar Dekan Fakultas Teknik dan Sains (FTS) Universitas Nasional, Ajat Sudrajat, saat menerima kunjungan Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo pada sosialisasi penghemat BBM "Eco Power Booster" di kampus Universitas Nasional, Jakarta, Jumat (24/2/2012).

Untuk itu, lanjut dia, berbagai pihak kini terus mengembangkan energi terbarukan, antara lain melalui biomasa, biogas, dan hydrocell. Salah satu upaya itu juga dilakukan oleh Program Diploma Tiga Otomotif FTS Unas yang mengembangkan penggunaan energi terbarukan dengan memanfaatkan energi air.

"Solusi penghematan bahan bakar untuk kendaraan bermotor dengan memanfaatkan air untuk membangkitkan energi listrik dengan HHO menggunakan dry cell. Penghemat bahan bakar ini yang kami namakan dengan Eco Power Booster," ujarnya.

Ia memaparkan, Eco diambil sesuai artinya, yaitu ekonomis dan efisien. Sementara Power Booster berarti dapat memacu kecepatan kendaraan. Penghemat bahan bakar ini bisa mengurangi konsumsi bahan bakar dengan penghematan antara 20 % - 70 %.

Kepala Laboratorium FTS Unas, Eddy Arifin, menambahkan, jika biasanya untuk satu liter bensin bisa mencapai 10 kilometer, dengan alat ini kendaraan bisa menempuh hingga 20 kilometer. Selain itu, Eco Power Booster juga dapat meminimalkan emisi gas buang (gas CO dan CO2) yang berbahaya bagi lingkungan hingga 50 persen.

"Sehingga baik untuk lingkungan. Performa kendaraan bermotor juga akan meningkat dan mampu menurunkan suhu kerja mesin dan menurunkan panas yang terpapar ke udara," kata Eddy.

Ia mengakui, pada temuan ini memang tidak sepenuhnya bahan bakar yang digunakan berasal dari air. Namun, penggunaan air dalam Eco Power Booster membantu mengurangi penggunaan BBM. Menurutnya, prinsip mengembangkan air sebagai energi adalah dengan mengubahnya menjadi senyawa-senyawa penyusunnya, yaitu hidrogen (H) dan oksigen (O).

"Elektrolisis air menjadi prinsip dasar untuk mengubah air menjadi senyawa-senyawa penyusunnya. Gas H2 hasil elektrolisis tersebut digunakan sebagai energi bahan bakar yang memiliki tingkat pembakaran lebih tinggi, dibandingkan dengan energi lainnya," tutur Eddy.

Ia mengatakan, teknologi Eco Power Booster juga lebih unggul dari teknologi sejenis lainnya karena tidak panas meski dinyalakan selama 24 jam. Meskipun belum diproduksi secara masal, penghemat bahan bakar ini sudah cukup dikenal di kalangan sivitas akademika Unas dan lingkungan sekitarnya. Terbukti, kata dia, hingga kini sudah ada sekitar 40 kendaraan roda empat dan 20 kendaraan roda dua yang baru menggunakan teknologi ini.

"Kami belum produksi secara massal, masih untuk internal saja. Tapi, mereka yang sudah menggunakan mengaku puas, karena selain irit BBM, tarikan mesin jadi lebih enteng. Dari situlah biasanya mereka menceritakan ke teman-temannya," ujar Eddy.

Terkait hak paten teknologi Eco Power Booster, Ajat mengatakan sedang dalam proses. Dia berharap, bulan ini proses hak paten sudah berjalan. Pihak Unas juga terus melakukan penyempurnaan produk agar kualitasnya dapat terus terjamin sembari mengembangkan teknologi untuk kepentingan lain di bidang rumah tangga dan juga perbengkelan.

"Agar bisa menjadi kontribusi yang berharga, tidak hanya dalam menjawab krisis BBM, namun juga menjadi solusi energi tak terbarukan di masa depan," ujarnya.

Alat Penghemat BBM Karya Mahasiswa UNAS

Jakarta, BosMobil.com - Setelah dunia otomotif Indonesia dihebohkan dengan hadirnya Mobil Nasional (Mobnas) Esemka, kini giliran kaum akademisi yang unjuk gigi. Para mahasiswa dari Universitas Nasional (UNAS) Jakarta baru saja meluncurkan Eco Power Booster, sebuah alat yang mampu menghemat bahan bakar minyak (BBM) hingga 50 persen.

Penghematan yang bisa mencapai 50 persen ini rupanya menjadi daya tarik tersendiri karena Eco Power Booster buatan mahasiswa Unas ini mampu mengembangkan air sebagai energi untuk kemudian mengubahnya menjadi senyawa-senyawa penyusunnya yaitu hidrogen (H) dan oksigen (O). Elektrolisis air menjadi prinsip dasar untuk mengubah air menjadi senyawa-senyawa penyusunnya. Gas H2 hasil elektrolisis tersebut digunakan sebagai energi bahan bakar yang memiliki tingkat pembakaran lebih tinggi, dibandingkan dengan energi lainnya.

Dalam temuan ini memang tidak sepenuhnya bahan bakar yang digunakan berasal dari air. Namun, penggunaan air dalam Eco Power Booster, membantu mengurangi penggunaan BBM. Bahkan Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo telah berani menggunakan alat racikan Anak Bangsa tersebut pada kendaraannya. "Sudah dipasang di mobil saya. Nanti kalau ternyata alat ini memuaskan, kan banyak juga yang menggunakan," ujar Widjajono ketika ditemui BosMobil di Jakarta.

Ia menuturkan ada banyak cara ,mengatasi kebaikan harga minyak. Diantaranya dengan menaikkan harga BBM, penggunaan energi alternaitif seperti gas atau menggunakan transportasi umum. "Namun bisa juga diatasi dengan meningkatkan kompetensi kita seperti dengan penemuan alat ini," ungkapnya.

Bosmobil.com - Posted: 24 February 2012

Alat Penghemat Bahan Bakar ala Unas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Satu lagi karya mahasiswa. Sebuah alat penghemat bahan bakar diproduksi Fakultas Teknik dan Sains Universitas Nasional (FTS Unas). Alat yang disebut Eco Power Booster ini berguna sebagai alat penghemat bahan bakar, sekaligus meningkatkan performa kendaraan bermotor. Kehadiran alat ini diharapkan mampu membantu program efisiensi BBM yang dicanangkan pemerintah dan pengembangan energi terbarukan.

Eco Power Booster merupakan alat penghemat bahan bakar yang dipasang pada kendaraan bermotor. Alat ini bekerja memanfaatkan energi air untuk membangkitkan energi listrik yang dibantu dengan perangkat dry cell. Penggunaan alat ini mampu mengurangi konsumsi bahan bakar kendaraan antara 20 hingga 70 persen. Alat ini juga mampu menekan emisi gas buang co dan co2 yang berbahaya bagi lingkungan hingga 50 persen. Kemampuan mesin kendaraan pun akan lebih baik karena mampu menurunkan suhu mesin. "Dengan alat ini untuk satu liter bensin yang biasanya untuk 10 kilometer, kini bisa 20 kilometer," kata Dekan FTS Unas, Ajat Sudrajat.

Harga jual perangkat ini bervariasi mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 3 juta rupiah untuk kendaraan roda empat. Saat ini pihak FTS Unas mengaku sudah memperoleh 200 pesanan alat serupa dari berbagai pihak. Namun, pihaknya masih memproses izin produksi dan penjualan resmi alat tersebut ke pemerintah agar dapat segera dipasarkan secara luas.

Karena itu, pihak Unas bekerja sama dengan Badan kejuruan Mesin Persatuan Insinyur Indonesia (BKM PII) guna membantu mendorong pemasaran dan pengembangan produk ini. Wakil Ketua Umum 1 BKM PII, Bambang Purwohadi menilai kerja sama itu merupakan kemitraan strategis yang perlu terus dikembangkan dengan melibatkan kalangan industri dan pemerintah. Alat ini merupakan salah satu solusi dalam mengatasi pembatasan subsidi BBM yang dicanangkan pemerintah. Apalagi munculnya alat ini bersamaan dengan mencuatnya kendaraan Esemka yang kini menjadi buah bibir masyarakat.
Redaktur: M Irwan Ariefyanto
Reporter: hiru muhammad
Kamis, 09 Pebruari 2012, 12:15 WIB

Unas Jalin Kerja Sama dengan PII

Kamis, 09 February 2012 06:12
JAKARTA (Lampost): Universitas Nasional (Unas) menjalin nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat di ruang selasar, Kampus Unas, Rabu (18-2).

MoU ditandatangani Rektor Unas El Amry dan Ketua Umum PII Budi M. Suyitno.

MoU disepakati guna memenuhi kebutuhan antara kedua pihak, serta memanfaatkan perkembangan iptek dan sains serta SDM yang ada.

Rektor Unas El Amry mengatakan kerja sama ini penting mengingat banyaknya silang pendapat terhadap beberapa karya teknologi yang kini menjadi isu nasional dan perhatian publik, seperti masalah konversi dan penggunaan bahan bakar, serta apresiasi dan kreasi mobil nasional oleh pelajar SMK.

"Penelitian yang dilakukan dosen Fakultas Teknik dan Sain Unas sejak tahun 2009, tentang teknologi hemat bahan bakar yang dikenal dengan nama Eco Power Booster bagi kendaraan bermotor, dapat menjawab persoalan resources, khususnya bahan bakar," ujar El Amry.

Kerja sama ini, katanya, diharap menjadi jembatan antara perguruan tinggi, pemerintah, dan industri sebagai satu kesatuan yang bersinergi. Kerja sama ini diharap dapat ditindaklanjuti secara konkret dalam lapangan teknologi, khususnya bidang kejuruan mesin, sehingga dapat bermanfaat bagi kemajuan dunia pendidikan tinggi dan kemajuan bangsa secara umum.

Keinginan tersebut diwujudkan dengan penandatanganan MoU antara Fakultas Teknik dan Sains Unas dengan Koperasi Serbausaha Kopkemi PII Badan Kejuruan Mesin PII terkait dengan teknologi, produksi, dan pemasaran Eco Power Booster.
Perjanjian ini ditandatangani Dekan FT dan Sains Unas Adjat Sudradjat dan Ketua Umum Kopkemi PII Handoko. "Melalui kerja sama ini, kami memberikan hak eksklusif kepada Kopkemi PII untuk melakukan pemasaran Eco Power Booster yang berlaku untuk seluruh Indonesia," ujar Adjat.

Hal ini mengingat permintaan Eco Power Booster cukup tinggi. Dengan kerja sama tersebut, diharapkan dapat membantu masyarakat dalam penghematan energi bahan bakar. (HES/S-3)

Unas-PII Kerjasama Pasarkan "Eco Power Booster"

JAKARTA, KOMPAS.com - Kerjasama para insinyur dan para akademisi perguruan tinggi semakin penting ditingkatkan mengingat banyaknya silang pendapat terhadap beberapa karya teknologi yang saat ini tengah menjadi isu nasional dan perhatian publik, mulai soal konversi dan penggunaan bahan bakar serta apresiasi dan kreasi mobil nasional oleh pelajar siswa menengah kejuruan (SMK). Kerjasama tersebut harus saling memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan sains serta sumber daya yang tersedia bagi kepentingan masyarakat.

Upaya ini diharapkan bukan semata bermanfaat dalam urusan konversi energi, namun juga menolong kondisi masyarakat yang sedang tercekik lehernya karena mahalnya harga bahan bakar.
-- Bambang Purwohadi

Demikian diungkapkan Rektor Universitas Nasional (Unas) El Amry Bermawi Putera terkait penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) tentang pendidikan, penelitian dan pengabdian terhadap masyarakat antara Unas dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII). El Amry memaparkan penelitian yang dilakukan dosen Fakultas Teknik dan Sains Unas sejak 2009 tentang teknologi hemat bahan bakar yang dikenal dengan nama Eco Power Booster bagi kendaraan bermotor. 

"Menurut hemat saya, penelitian ini dapat menjawab persoalan resources, khususnya bahan bakar," ungkap El Amry di Jakarta, Rabu (8/2/2012).

Penandatangan MoU tersebut juga diikuti dengan penandatangan Perjanjian Kerjasama (Memorandum of Agreement) antara Fakultas Teknik dan Sains Unas dan Koperasi Serba Usaha (Kopkemi) PII, dan Badan Kejuruan Mesin Persatuan Insinyur Indonesia (BKM PII) terkait teknologi, produksi dan pemasaran Eco Power Booster. Perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh Dekan Fakultas Teknik dan Sains Unas, Ir Ajat Sudrajat dan Ketua Pengurus Kopkemi PII, Ir Handoko.

Ia mengatakan, kerjasama dengan PII diharapkan dapat menjadi jembatan antara perguruan tinggi, pemerintah dan industri sebagai satu kesatuan yang bersinergi. Kerjasama ini juga harus ditindaklanjuti secara konkrit dalam lapangan teknologi, khususnya bidang kejuruan mesin. 

"Sehingga dapat bermanfaat bagi kemajuan dunia pendidikan tinggi khususnya, serta kemajuan bangsa secara umum." katanya.

Senada El Amry, Bambang Purwohadi, Ketua Umum I Badan Kejuruan Mesin Persatuan Insinyur Indonesia (BKM PII) mengatakan, kerjasama akan menjadi langkah yang strategis untuk membantu mengatasi solusi krisis energi nasional. Ia mengatakan, melalui perjanjian kerjasama ini pihaknya memberikan hak eksklusif kepada KOPKEMI PII untuk melakukan pemasaran Eco Power Booster yang berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia.

"Jadi, upaya ini diharapkan bukan semata bermanfaat dalam urusan konversi energi, namun juga dapat menolong kondisi masyarakat yang sedang tercekik lehernya karena mahalnya harga bahan bakar. Ini mengingat permintaan terhadap Eco Power Booster cukup tinggi, sehingga mudah-mudahan bisa membantu masyarakat dalam penghematan energi bahan bakar," ungkap Ajat. 

M.Latief | Latief | Rabu, 8 Februari 2012 | 19:58 WIB

Eco Power Booster Unas Dilirik PII

JAKARTA - Seorang dosen Universitas Nasional (Unas) menciptakan solusi penghematan bahan bakar minyak (BBM) yang dinamai Eco Power Booster. Penemuannya ini pun dilirik Persatuan Insinyur Indonesia (PII). 

Rektor Unas El Amry Bermawi Putera mengatakan, Eco Power Booster merupakan penelitian dosen Fakultas Teknik dan Sains (FTS) Unas sejak 2009 lalu. Penemuan ini dapat menjadi jawaban atas permasalahan penghematan BBM bagi kendaraan roda dua maupun roda empat.

"Inovasi Eco Power Booster ini sesuai dengan kampanye Go Green yang marak digalakkan," ujar Amry usai penandatanganan nota kesepahaman Unas dengan PII di Ruang Selasar Kampus Unas, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (8/2/2012).

Meski pergerakkan FTS dalam meraih akreditasi tergolong lambat, Amry mengaku, penemuan Eco Power Booster membuatnya sangat terkejut. "Penemuan ini sangat membuat saya terkejut dan kagum karena dapat menyelesaikan permasalahan masyarakat secara luas," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum I Badan Kejuruan Mesin (BKM) PII Bambang Purwohadi menyebutkan, kerja sama ini merupakan kerja sama riil perdana PII dengan perguruan tinggi. 

"Kerja sama riil dengan Unas ini bisa menjadi kejutan dan inspirasi bagi negara lain untuk terus melakukan program serupa," kata Bambang.

Dia mengungkapkan, Eco Power Booster akan menolong bangsa Indonesia dari krisis yang tengah melanda Tanah Air, khususnya krisis energi. Eco Power Booster juga bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang tengah tercekik karena tingkat subsidi BBM.

Selain kerja sama antara Rektor Unas dan BKM PII, perjanjian kerja sama (MoA) juga dilaksanakan oleh Dekan FTS Unas dengan Koperasi Serba Usaha (Kopkemi) PII. Kerja sama ini terkait teknologi, produksi, dan pemasaran Eco Power Booster.(rfa)
 
Okezone.com 
Margaret Puspitarini - Rabu, 08 Februari 2012 15:06 wib
 

Hemat BBM ala Unas

JAKARTA - Berbagai upaya dilakukan kalangan akademisi untuk menciptakan inovasi dalam penghematan bahan bakar minyak (BBM) dan sesuai dengan konsep go green.

Adalah Eco Power Booster, sebuah alat untuk menghasilkan energi terbarukan dengan memanfaatkan energi air. Alat yang dapat diterapkan pada mobil dan motor ini merupakan hasil karya dosen Fakultas Teknik dan Sains (FTS) Universitas Nasional (Unas).

"Kami menemukan solusi untuk penghematan bahan bakar kendaraan bermotor dilakukan dengan memanfaatkan air untuk membangkitkan energi listrik," kata Dekan FTS Unas Ajat Sudrajat seperti dikutip dari siaran pers yang diterima okezone, Rabu (8/2/2012).

Sementara itu, Kepala Laboratorium FTS Unas Eddy Arifin menyebutkan, penggunaan Eco Power Booster dapat menghemat konsumsi bahan bakar sebesar 20-70 persen. "Biasanya satu liter bensin hanya mampu mencapai jarak 10 kilometer (km). Tapi dengan alat ini, sebuah kendaraan bisa menempuh hingga 20 km dengan satu liter bensin," ujar Eddy.

Selain bisa, mampu menghemat konsumsi BBM, Eco Power Booster membuktikan diri dalam menyuseskan program ramah lingkungan. Pasalnya, alat ini dapat meminimalkan emisi gas buang yang berbahaya bagi lingkungan hingga 50 persen.

Meski belum dipasarkan secara luas, Eco Power Booster sudah terkenal di kalangan civitas akademika Unas dan lingkungan sekitarnya. Terbukti, terdapat sekira 40 mobil dan 20 motor yang menggunakan alat ini.

"Sejauh ini penggunaan Eco Power Booster masih untuk kalangan internal. Tapi menurut pengakuan para pengguna alat ini, mereka puas terhadap hasil yang diperoleh. Karena, selain irit BBM, tarikan mesin menjadi lebih enteng," kata Eddy.

Ajat mengungkapkan, ke depan, alat ini akan diproduksi secara massal dengan menggandeng Persatuan Insinyur Indonesia (PII). "Kami mematok harga Rp1 juta untuk Eco Power Booster bagi motor serta Rp3 juta untuk mobil," ujar Ajat menambahkan.(rfa)
 
Okezone.com
Margaret Puspitarini - Rabu, 08 Februari 2012 16:31 wib

Hemat Bahan Bakar dengan Eco Power Booster

Seperti yang sudah diberitakan, pemerintah tetap akan melakukan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) secara bertahap. Program yang dirancang untuk menekan konsumsi BBM subsidi tersebut rencananya akan dimulai 1 April 2012. Padahal bahan bakar merupakan kebutuhan yang sangat penting, karena dapat mempengaruhi harga bahan pokok lainnya.

Pembatasan ini dibutuhkan karena pengalaman tahun 2011 menunjukkan, volume BBM bersubsidi selalu terlampaui hingga subsidi BBM mencapai Rp 160 triliun. Dengan kata lain, ada pembengkakan anggaran Rp 30,3 triliun tahun 2011.

Untuk mengantisipasi polemik yang tak kunjung usai, maka diperlukan adanya pengembangan energi terbarukan. Pengembangan dapat dilakukan di antaranya melalui Biomasa, Biogas, Solarcell dan Hydrocell.

Tak ingin ketinggalan dari siswa SMK yang mampu merakit mobil Kiat Esemka. Mahasiswa program Diploma 3 Otomotif, Fakultas Teknik dan Sains Universitas Nasional juga telah berhasil mengembangkan penggunaan energi terbarukan dengan memanfaatkan energi air. Mereka menyebutnya Eco Power Booster.

“Solusi penghematan bahan bakar untuk kendaraan bermotor dilakukan dengan memanfaatkan air untuk membangkitkan energi listrik dengan HHO menggunakan dry cell. Penghemat bahan bakar atau HHO Generator ini kami sebut Eco Power Booster. Eco artinya ekonomis dan efisien. Sedangkan Power Booster artinya dapat memacu kecepatan kendaraan,” kata Dekan FTS UNAS, Ir. Ajat Sudrajat.

Eco Power Booster mampu mengurangi konsumsi bahan bakar, sehingga membuat jarak tempuh per liter BBM semakin besar, dengan penghematan antara 20-70 persen. “Misalnya, biasanya untuk satu liter bensin bisa mencapai 10 kilometer. Dengan alat ini kendaraan bisa menempuh hingga 20 kilometer,” jelas Kepala Laboratorium FTS UNAS, Eddy Arifin.

Selain itu, Eco Power Booster juga dapat meminimalkan emisi gas buang (gas CO dan CO2) yang berbahaya bagi lingkungan hingga 50 persen. Hal ini menjadikannya ramah lingkungan. Performa kendaraan bermotor juga meningkat dan mampu menurunkan suhu kerja mesin dan menurunkan panas yang terpapar ke udara.

Meski belum diproduksi secara massal, Eco Power Booster sudah cukup dikenal di kalangan civitas akademika Unas dan lingkungan sekitarnya. Hingga kini sudah ada sekitar 40 kendaraan roda empat dan 20 kendaraan roda dua yang menggunakan teknologi ini.

“Kami belum produksi massal, masih untuk internal saja. Tapi, mereka yang sudah menggunakan mengaku puas, karena selain irit BBM, tarikan mesin jadi lebih enteng. Dari situlah biasanya mereka menceritakan ke teman-temannya,’’ papar Eddy.

Terkait hak paten teknologi Eco Power Booster, Ajat mengatakan, saat ini tengah dalam proses. Hak paten ini diharapkan bisa selesai dalam waktu segera. Ajat juga mengungkapkan, pihaknya akan terus menyempurnakan produk agar kualitasnya terjamin sembari mengembangkan teknologi untuk kepentingan lain di bidang rumah tangga dan juga perbengkelan.

Teknologi ini diharapkan dapat menjadi kontribusi yang berharga tidak hanya dalam menjawab krisis BBM, namun juga menjadi solusi energi tak terbarukan di masa depan.
(kmp/ts)

“Eco Power Booster” Karya Mahasiswa Universitas Nasional

JAKARTA, Kompas.com - Pengembangan energi terbarukan kini banyak dilakukan berbagai pihak. Hal ini dilakukan menyusul kenaikan harga minyak dunia yang menimbulkan kekhawatiran di masyarakat akan melambungnya harga bahan bakar minyak (BBM), terutama premium. Padahal bahan bakar merupakan kebutuhan yang sangat penting, karena dapat mempengaruhi harga bahan pokok lainnya. Pemerintah pun mulai membatasi penggunaan BBM khususnya premium dengan melakukan sosialisasi penggunaan Pertamax bagi masyarakat mampu. Sayangnya, hal tersebut tidak membuat masyarakat beralih mengunakan bahan bakar premium. Alhasil, subsidi BBM masih terus membengkak. 

Pengembangan energi terbarukan pun terus dilakukan, di antaranya, melalui Biomasa, Biogas, Solarcell dan Hydrocell. Tak terkecuali oleh kalangan perguruan tinggi, melalui karya yang diciptakan oleh para mahasiswanya.

Mahasiswa program Diploma 3 Otomotif, Fakultas Teknik dan Sains Universitas Nasional berhasil mengembangkan penggunaan energi terbarukan dengan memanfaatkan energi air. Mereka menyebutnya Eco Power Booster. Bagaimana karya mereka?

“Solusi penghematan bahan bakar untuk kendaraan bermotor dilakukan dengan memanfaatkan air untuk membangkitkan energi listrik dengan HHO menggunakan dry cell. Penghemat bahan bakar atau HHO Generator ini kami sebut Eco Power Booster. Eco artinya ekonomis dan efisien. Sedangkan Power Booster artinya dapat memacu kecepatan kendaraan,’’ ungkap Dekan FTS UNAS, Ir. Ajat Sudrajat, MT, di Jakarta. 

Eco Power Booster mampu mengurangi konsumsi bahan bakar, sehingga membuat jarak tempuh per liter BBM semakin besar, dengan penghematan antara 20-70 persen. 

“Misalnya, biasanya untuk satu liter bensin bisa mencapai 10 kilometer. Dengan alat ini kendaraan bisa menempuh hingga 20 kilometer,” jelas Kepala Laboratorium FTS UNAS, Eddy Arifin. 

Selain itu, Eco Power Booster juga dapat meminimalkan emisi gas buang (gas CO dan CO2) yang berbahaya bagi lingkungan hingga 50 persen. Hal ini menjadikannya ramah lingkungan. Performa kendaraan bermotor juga meningkat dan mampu menurunkan suhu kerja mesin dan menurunkan panas yang terpapar ke udara.

Penelitian kolaborasi mahasiswa-dosen

Penghemat bahan bakar dengan HHO ini menggunakan sistem dry cell yang dikembangkan melalui penelitian gabungan antara dosen dan mahasiswa selama dua tahun. Dengan adanya solusi tersebut, diharapkan dapat mengurangi pemakaian bahan bakar minyak pada kendaraan roda dua dan empat. Penghemat bahan bakar hydrogen dengan sistem dry cell  ini diharapkan dapat menjadi solusi energi di masa depan. 

Eddy menambahkan, dalam temuan ini memang tidak sepenuhnya bahan bakar yang digunakan berasal dari air. Namun, penggunaan air dalam Eco Power Booster, membantu mengurangi penggunaan BBM. Prinsip untuk mengembangkan air sebagai energi adalah dengan mengubahnya menjadi senyawa-senyawa penyusunnya yaitu hidrogen (H) dan oksigen (O). Elektrolisis air menjadi prinsip dasar untuk mengubah air menjadi senyawa-senyawa penyusunnya. Gas H2 hasil elektrolisis tersebut digunakan sebagai energi bahan bakar yang memiliki tingkat pembakaran lebih tinggi, dibandingkan dengan energi lainnya. Teknologi Eco Power Booster lebih unggul dari teknologi sejenis lainnya karena tidak panas meski dinyalakan selama 24 jam. 

Meski belum diproduksi secara massal, Eco Power Booster sudah cukup dikenal di kalangan sivitas akademika Unas dan lingkungan sekitarnya. Hingga kini sudah ada sekitar 40 kendaraan roda empat dan 20 kendaraan roda dua yang menggunakan teknologi ini. 

“Kami belum produksi massal, masih untuk internal saja. Tapi, mereka yang sudah menggunakan mengaku puas, karena selain irit BBM, tarikan mesin jadi lebih enteng. Dari situlah biasanya mereka menceritakan ke teman-temannya,’’ papar Eddy. 

Terkait hak paten teknologi Eco Power Booster, Ajat mengatakan, saat ini tengah dalam proses. Hak paten ini diharapkan bisa selesai dalam waktu segera. Ajat juga mengungkapkan, pihaknya akan terus menyempurnakan produk agar kualitasnya terjamin sembari mengembangkan teknologi untuk kepentingan lain di bidang rumah tangga dan juga perbengkelan.  Teknologi ini diharapkan dapat menjadi kontribusi yang berharga tidak hanya dalam menjawab krisis BBM, namun juga menjadi solusi energi tak terbarukan di masa depan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto pun sempat menyatakan kekagumannya atas hasil karya mahasiswa program Diploma 3 Otomotif FTS UNAS yang dipamerkan di Pameran Pekan Produk Kreatif Daerah, pada 23 Juni 2011 lalu.

Inggried Dwi Wedhaswary | Kamis, 12 Januari 2012 | 09:02 WIB 

Energi Baru Karya Mahasiswa Universitas Nasional

Jakarta – Mahasiswa Diploma 3 Otomotif Fakultas Teknik dan Sains Universitas Nasional telah berhasil mengembangkan penggunaan energi baru dengan mamanfaatkan energi air yang diberi nama oleh merka ”Eco Power Booster”. Seperti apa dan bagaimana karya mereka ?

Dekan FTS UNAS, Ir. Ajat Sudrajat, MT, menerangkan “Solusi penghematan bahan bakar untuk kendaraan bermotor dilakukan dengan memanfaatkan air untuk membangkitkan energi listrik dengan HHO menggunakan dry cell. Penghemat bahan bakar atau HHO Generator ini kami sebut Eco Power Booster. Eco artinya ekonomis dan efisien. Sedangkan Power Booster artinya dapat memacu kecepatan kendaraan,’’

Eco Power Booster mampu mengurangi konsumsi bahan bakar, sehingga membuat jarak tempuh per liter BBM semakin besar, dengan penghematan antara 20-70 persen.

Eco Power Booster juga bahan bakar ramah lingkungan karena dapat meminimalkan emisi gas buang (gas CO dan CO2) yang berbahaya hingga 50 persen. Performa kendaraan bermotor juga meningkat dan mampu menurunkan suhu kerja mesin dan menurunkan panas yang terpapar ke udara.

Penelitian penghemat bahan bakar dengan HHO ini menggunakan sistem dry cell hasil pengembangan dari kolaborasi dosen dan mahasiswa selama dua tahun.

Kepala Laboratorium FTS UNAS, Eddy Arifin juga menjelaskan, dalam temuan ini memang tidak sepenuhnya bahan bakar yang digunakan berasal dari air. Namun, penggunaan air dalam Eco Power Booster, membantu mengurangi penggunaan BBM. Prinsip untuk mengembangkan air sebagai energi adalah dengan mengubahnya menjadi senyawa-senyawa penyusunnya yaitu hidrogen (H) dan oksigen (O). Elektrolisis air menjadi prinsip dasar untuk mengubah air menjadi senyawa-senyawa penyusunnya. Gas H2 hasil elektrolisis tersebut digunakan sebagai energi bahan bakar yang memiliki tingkat pembakaran lebih tinggi, dibandingkan dengan energi lainnya. Teknologi Eco Power Booster lebih unggul dari teknologi sejenis lainnya karena tidak panas meski dinyalakan selama 24 jam.

Produk ini belum diproduksi secara masal, namun Eco Power Booster ini sudah cukup dikenal kalangan sivitas akademika Unas.

“Kami belum produksi massal, masih untuk internal saja. Tapi, mereka yang sudah menggunakan mengaku puas, karena selain irit BBM, tarikan mesin jadi lebih enteng. Dari situlah biasanya mereka menceritakan ke teman-temannya,’’ papar Eddy.

Berhubungan dengan hak paten teknologi Eco Power Booster, Ajat mengatakan, saat ini tengah dalam proses. Ajat juga mengungkapkan, pihaknya akan terus menyempurnakan produk agar kualitasnya lebih terjamin.(ik)

infoakademika.com

Eco Power Booster, Penghemat BBM Hingga 20-70%

Permintaan akan bahan bakar minyak (BBM) terus meningkat seiring bertambahnya volume kendaraan. Sebagai sumber daya mineral yang tak bisa diperbarui, BBM mempunyai keterbatasan pasokan. Bila sumber daya mineral itu terus dieksplorasi bisa menyebabkan kelangkaan quota yang berakibat pada kenaikan harga di sejumlah aspek. Untuk mencegahnya, civitas academica sebuah universitas di Jakarta menciptakan Eco Power Booster.

Eco-Power-BoosterBerbagai upaya terus digalakkan untuk mengembangkan energi terbarukan sebagai pengganti BBM. Baru-baru ini para ilmuwan dari University of Louisiana, Amerika Serikat, meneliti kandungan lemak buaya yang bisa diracik sedemikian rupa menjadi biodiesel untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar alternatif masyarakat yang semakin tinggi permintaannya.

Berusaha menjawab kebutuhan masyarakat, Program Diploma Tiga Otomotif, Fakultas Teknik dan Sains Universitas Nasional (FTS UNAS) juga turut mengembangkan sebuah alat sebagai solusi pelestarian alam sekaligus penghematan terhadap BBM. Mereka memanfaatkan air untuk membangkitkan energi listrik dengan HHO Generator menggunakan dry cell. Penghemat bahan bakar itu lantas diberi nama Eco Power Booster (EPB), eco berarti ekonomis dan efisien sementara power booster memiliki arti dapat memacu kecepatan kendaraan.

Eco Power Booster merupakan alat penghemat bahan bakar untuk mesin kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, atau mesin diesel penggerak generator set yang digunakan untuk penerangan serta keperluan lainnya. Kendaraan dengan EPB tetap membutuhkan bahan bakar tapi teknologi EPB membuat penggunaan bahan bakar jauh lebih hemat. EPB efektif mengurangi konsumsi bahan bakar mulai dari 20 hingga 70 persen. Diandaikan sebuah kendaraan memerlukan satu liter bensin untuk menempuh 10 km, dengan Eco Power Booster penggunaan BBM bisa ditekan lagi menjadi satu liter untuk jarak tempuh hingga 20 km.

Kinerja EPB sangat sederhana, tak sampai membongkar atau mengubah standard mesin kendaraan. EPB cukup dipasang di ruang mesin, diisi dengan air kemudian aliri dengan listrik DC. Dengan sistem itu, EPB dengan sendirinya akan memproduksi gas HHO (hidrogen dan oksigen) untuk disupply ke ruang bakar melalui intake manifold atau karburator.

Sebenarnya teknologi yang tersimpan dalam EPB yakni pemisahan unsur air (H2O) yang terdiri dari H2 (hidrogen) dan O2 (oksigen) melalui proses Electrolysa Air ini bukan teknologi baru karena pernah dikomersialkan sekitar 80 tahun lalu. Namun pengembangan EPB rancangan UNAS ini lebih bervariasi dari segi bahan, prosedur dan desain.

EPB menyimpan sejumlah keunggulan. Selain tak memakan waktu lama dalam pemasangan, EPB juga aman dipakai. Arus listrik ke EPB hanya akan hidup bila kunci kontak ke posisi ON dan setelah diputar ke posisi OFF, alat itu takkan berfungsi. Lalu bagaimana dengan emisi gas buangnya? Nah, teknologi EPB ternyata juga bisa meminimalisasi emisi yang berbahaya bagi lingkungan, seperti CO2 dan gas CO, hingga 50 persen.

Alat penghemat bahan bakar berbahan dasar air ini dapat dipasang di mesin kendaraan ber-cc 2000. Apabila dipasang di mesin ber-cc lebih dari 2000, EPB tetap akan bekerja namun tidak di putaran tinggi. Alat ini dijual seharga Rp3 juta untuk kendaraan roda empat dan Rp1,5 juta untuk kendaraan roda dua. (*/ely)

Ciputraentrepreuneurship.com
Senin, 05 September 2011 14:57

Menghemat Bahan Bakar dengan Eco Power Booster

Mercusuaronline - Banyak yang bilang tak lama lagi penghemat bahan bakar berbahan dasar air akan muncul dimuka bumi. Namun ada yang menyebut beberapa puluh tahun lagi. Tapi sudahlah, tak ada gunanya bertengkar soal waktu.

Fakultas Teknik dan Sains(FTS) Universitas Nasional mematahkan spekulasi yang beredar dimasyarakat. Mereka berhasil memberdayakan air sebagai penghemat bahan bakar dan dinamakan  Eco Power Booster(EPB) . Eco artinya ekonomis dan efisien, sedangkan Power Booster artinya dapat memacu kecepatan kendaraan. Alat ini memiliki cara kerja yang sederhana, tidak mengubah standar mesin yang ada. Hanya dengan memasang EPB di ruang mesin lalu isi kan dengan air, aliri dengan listrik DC dan EPB akan memproduksi gas HHO (hydrogen dan oksigen) untuk di alirkan keruang bakar.

Eco Power Booster mampu meminimalisir konsumsi bahan bakar pada kendaraan atau mesin yaitu antara 20 hingga 70 persen.Alat yang dikembangkan selama 3 tahun ini pun mampu mengurangi emisi gas buang (CO dan CO2) hingga 50 persen.

Selain kampus Unas banyak pihak yang mendukung penelitian ini hingga berhasil seperti  PT Fastec Indonesia dan PT Besar Airindo BBA.Sampai saat ini pun tim peneliti masih dan selalu melakukan pembaharuan bentuk, ukuran dan variasi untuk alat ini. Misalnya perampingan bentuk Eco Power Booster. “jadi saya bisa pasang di bawah jok,” ungkap Dekan FTS Unas Ajat Sudrajat. Masyarakat unas akan mendapatkan harga berbeda dengan masyarakat luas untuk pemasangan epb “misalnya diluar harganya 1 juta, untuk civitas unas 700 ribu,” ungkap nya sembari tersenyum.

Jika anda memasang alat ini, jangan khawatir, karena pemasangan tidak memakan waktu yang lama dan tidak berbahaya. Karena EPB hanya hidup jika mesin dalam posisi  ON (sylke)

Wednesday, 21 September 2011 08:33

Mahasiswa UNAS Ciptakan Alat Penghemat BBM

Kuningan News - Mahasiswa Universitas Nasional (Unas) Jakarta berhasil menciptakan alat penghemat Bahan Bakar Minyak (BBM), dengan menggunakan air. Alat itu untuk digunakan pada kendaraan bermotor, dan mampu menghemat hingga 70 persen. Hal tersebut seperti diungkapkan Dekan Fakultas Teknik dan Sains UNAS, Ir Ajat Sudrajat MT, kepada Kuningan News, Sabtu (17/9).

Menurutnya, meskipun air tidak sepenuhnya menggantikan bahan bakar, akan tetapi paling tidak bisa dijadikan alat untuk menghemat penggunaan bahan bakar hingga 70 persen. “Penemuan baru mahasiswa kami ini menghasilkan dua keuntungan, yaitu penghematan terhadap bahan bakar dan pembakaran yang dihasilkan cukup ramah lingkungan,” ungkapnya.

Pria asal Desa Cilaja Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan, yang telah malang melintang di dunia teknologi ini menambahkan, penemuan alat penghemat BBM dengan bernama Fastec ini menggunakan teknologi Eco Power Booster (EPB). Dikatakannya, teknologi tersebut telah menjalani penelitian selama 3 tahun.

“Kalau tidak ada aral melintang, Insya Allah pada 12 hingga 16 Oktober nanti Unas akan berpartisipasi pada kegiatan Gelar Teknologi Tepat Guna tingkat Nasional ke XIII, di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Fastec merupakan produk unggulan Pemprov DKI dalam pameran berskala Nasional. Inilah waktu yang tepat untuk dipublikasikan kepada masyarakat,” terangnya.

Cara kerja Fastec, kata Ajat, sangat sederhana tanpa mengubah standard mesin. Hanya dengan memasang Fastec di ruang mesin, isi dengan katalis dalam konsentrasi tertentu lalu aliri dengan listrik satu arah. Dengan begitu, maka Fastec akan memproduksi gas hydrogen yang disebut Hydrogen On Demand (HOD). Selanjutnya HOD akan disuplay ke ruang bakar melalui intake manifold atau karburator.

“Tenaga yang dihasilkan dan efisiensi bahan bakar kendaraan bermotor, yang telah menggunakan alat Fastec akan meningkat hingga 30 persen. Dengan menggunakan Fastec ini, konsumsi bahan bakar akan lebih efisien hingga 70 persen,” ungkapnya.

Ditambahkan Ajat, saat ini baru 40 kendaraan roda empat dan 20 kendaraan roda dua yang menggunakan teknologi tersebut. “Fastec sudah bisa dimiliki oleh konsumen, dengan cara menghubungi marketing kami atau agen-agen Fastec. Harga yang ditawarkan untuk membeli alat ini, yakni 3 juta rupiah untuk kendaraan roda empat dan 1,5 juta rupiah untuk kendaraan roda dua,” pungkasnya. (muh)

Sabtu, 17 September 2011

Penghemat Bahan Bakar dari Air Dikagumi Prijanto

BERITAJAKARTA.COM — 23-06-2011 20:42
Pretasi membanggakan dibuat para mahasiswa Program Studi Otomotif, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional (Unas), Jakarta. Dalam ajang Pekan Produk Kreatif Daerah 2011 yang diselenggarakan Pemprov DKI Jakarta, para mahasiswa asal Unas memamerkan karyanya berupa alat yang dapat menghemat bahan bakar kendaraan. Uniknya, alat ini berasal dari air. Tentu saja, hal ini mendapatkan apresiasi dari Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto saat meresmikan kegiatan tersebut, Kamis (23/6).

“Tadi saya lihat sendiri, mereka mampu mengolah air menjadi sesuatu yang bisa menghemat bahan bakar kendaraan. Menurut saya ini merupakan terobosan sekaligus inovasi yang sangat bagus,” ujar Prijanto, Wakil Gubernur DKI Jakarta di sela-sela kegiatan Pekan Produk Kreatif Daerah (PPKD) 2011 yang berlangsung di Balai Sarbini, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (23/6).

Kepala Labolatorium Fakultas Teknik dan Sains Universitas Nasional, Eddy Arifin mengatakan, dalam penemuan ini memang tidak sepenuhnya bahan bakar yang digunakan berasal air. Namun, dari hasil penelitian yang dilakukan selama dua tahun terakhir ini, bahan bakar yang dinamai Eco Power Booster (EPB) dapat menghemat bahan bakar kendaraan bermotor hingga 70 persen. "Tetap menggunakan bahan bakar minyak, tapi dengan menggunakan alat ini bisa menghemat bensin," kata Eddy.

Ia menjelaskan, di dalam air terdapat kandungan H2O, yang dibagi menjadi H2 (hydrogen) dan O2 (oksigen). Untuk memisahkan keduanya menggunakan proses Electrolysa Air. Proses tersebut merupakan proses konfensional dan pernah dikomersilkan 80 tahun lalu, jadi bukan merupakan proses baru lagi. Tetapi sekarang pengembangannya lebih bervariasi, mulai dari bahan, proses, dan desain.

"Kita beri nama Eco Power Booster (EPB), bisa digunakan untuk kendaraan roda dua dan roda empat. Jika menggunakan alat ini, bisa mengehemat bahan bakar. Misalnya biasanya untuk satu liter bensin bisa mencapai 10 kilometer, dengan alat ini bisa menempuh 20 kilometer," jelasnya.

Saat ini, sebanyak 40 kendaraan roda empat dan 20 kendaraan roda dua yang baru menggunakan teknologi ini. Harga yang ditawarkan untuk alat ini yakni Rp 3 juta untuk kendaraan roda empat dan Rp 1,5 juta untuk kendaraan roda dua.

Dalam alat ini  air yang digunakan sebagai bahan bakar tidak akan berkurang, karena air hanya sebagai pengantar gas HHO (hidrogen+oksigen) ke ruang bahan bakar melalui karburator. Alat tidak mengubah standar mesin dan cukup dipasang diruang mesin. EPB yang telah terisi air selanjutnya dialiri listrik DC dan EPB akan memproduksi gas HHO untuk dialirkan ke ruang bahan bakar.

Lebih lanjut dijelaskannya, arus listrik ke EPB hanya mengalir setelah kunci kontak dalam posisi on. Jika dalam posisi off, maka  EPB tidak bekerja. Sejumlah jenis kendaraan bermotor baik roda dua maupun empat, dari merk-merk terkemuka dikatakan Eddy, telah berhasil menggunakan alat ini.